http://exhodjahyo22.blogspot.co.id/ OJO LALI PINARAK MALIH BLOG MAS KODOK MALIH

Jumat, 14 Oktober 2016

MAKALAH PENGERTIAN PSIKOLOGI KOGNITIF , PSIKOLOGI DAKWAH




PENGERTIAN PSIKOLOGI KOGNITIF
Makalah ini  diajukan untuk memenuhi tugas  mata kuliah
 Psikologi Dakwah

logo stain Po
Disusun oleh :

EKO CAHYONO                        (210312191)
                                               
                                                                         Dosen Pengampu :
      Drs. H. fuadi

JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PEDIDIKAN AGAMA  ISLAM
 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
 (STAIN) PONOROGO
MARET 2015






BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Ditinjau dari asal katanya, psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa, dan Ligos yang berarti ilmu. Jadi secara istilah, psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Tetapi dalam sejarah perkembangannya, kemudian arti psikologi menjadi ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Ini di sebabkan karena jiwa yang mengandung arti yang abstrak itu sukar untuk di pelajari secara objektif. Kecuali itu, keadaan jiwa seseorang melatarbelakangi timbulnya hampir setiap tingkah laku.Beragamnya pendapat para ahli psikologi tentang pengertian dari psikologi, sehingga bisa di simpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan perbuatan individu dimana individu tersebut tidak dapat di lepaskan dari lingkungannya.
Pada zaman sebelum masehi, psikologi sudah dipelajari orang dan banyak di hubungkan dengan filsafat. Para ahli filsafat pada waktu itu sudah membicarakan tentang aspek-aspek kejiwaan manusia.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagimana sejarah perkembangan psikologi?
2.      Apa pengertian psikologi kognitif?
3.      Apa saja ruang lingkup psikologi kognitif?










                                                                                                                                                                                                      






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Perkembangan Psikologi

Dalam sejarah perkembangannya, psikologi di artikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Sejarah psikologi bahwa ilmu pengetahuan yang kita kenal, kebanyakan berpusat dari perkembangan awal sejarah eropa dari masa yunani, romawi hingga akhir abad ke 19, yang kemudian menyebar ke belahan dunia.
Pendekatan dan orientasi ilmu dalam dunia psikologi bermula dari filsafat pada masa yunani,yaitu masa transasi dari pola pikir animisme ke natural science, yaitu pengetahuan bersumber dari alam.Pada masa ini perilaku manusia berusaha di terangkan melalui prinsip-prinsip alam atau prinsip-prinsip yang di analogikan dengan gejala alam.
Tanah kelahiran psikologi adalah jerman, oleh karenanya munculnya psikologi tidak dapat di lepaskan dari konteks social jerman yang memiliki misi untuk membantuk manusia yang berkualitas dan penyedia tenaga kerja yang protessional. Wilhelm wundt, adalah orang pertama yang memproklamirkan psikologi sebuah disiplin ilmu. Wundt adalah seorang dokter yang tertarik di bidang fisiologis, dimana fisiologis merupakan jalan bagi psikologiuntuk bisa masuk ke dalam ranah empiris ilmiah dan  berdiri sebagai ilmu yang mandiri.
   Mempelajari psikologi berarti ada usaha untuk mengenal manusia. Mengenal berarti memahami, kita dapat menguraikan dan menggambarkan tingkah laku serta kepribadian manusia yang bersifat aspek-aspeknya. Dengan mempelajari psikologi kita berusaha untuk mengetahui aspek-aspek kepribadian itu misalnya keterbukaan yaitu , sikap terbuka terhadap dunia luar, sikap mau memahami perasaan-perasaan orang lain, sikap menghargai pendapat dari orang lain, dan sikap ini bersifat menetap dan menjadi ciri bagi orang yang bersangkutan, yang merupakan sifat yang unik , yang individual dan dari orang tersebut. Berbeda dengan hewan, tiap-tiap manusia sebagai individual terdapat aspek-aspek kepribadian yang khas, yang unik, dan yang beda dari yang lain, sehingga dapat membedakan manusia itu dari individu-individu lainnya. Jadi, sekalipun ada faktor tertentu yang sama, yang terdapat pada setiap manusia , manusia itu beda dari satu dengan yang lainnya.[1]















B.     Pengertian psikologi kognitif
kognitif adalah sinonim dari kata kognisi. kognitif adalah pendekatan tertentu terhadap psikologi, seperti yang di ungapkan Craik (1991) “Orientasi teoritik yang mengemukakan berbagai teori yang didasarkan pada struktur mental dan proses. Jadi psikologi kognitif adalah disiplin ilmu psikologi yyang mengkaji proses mental termasuk bagaimana orang berfikir, mengingat dan belajar. Fokus utama psikologi kognitif adalah bagaimana manusia memperoleh dan menyimpan objek. Tidak seperti perspektif behaviorisme yang menekankan perilaku yang dapat diamati (perilaku), psikologi kognitif berkenaan dengan mental. Tidak seperti perspektif psikoanalisis yang banyak bergantung kepada persepsi subjektif, psikologi kognitif menggunakan kaedah saintifik untuk mengkaji proses mental.[2]
Psikologi Kognitif merupakan salah satu cabang dari psikologi umum yang mencakup studi ilmiah tentang gejala-gejala kehidupan mental atau psikis yang berkaitan dengan cara manusia berfikir, seperti dalam memperoleh pengetahuan, mengolah kesan yang masuk melalui penginderaan, menghadapi masalah atau problem untuk mencari suatu penyelesaian, serta menggali dari ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan dalam menghadapi tunututan hidup sehari-hari.

        Cabang ilmu psikologi ini khusus mempelajari gejala-gejala mental yang bersifat kognitif dan terkait dengan proses belajar mengajar di sekolah, yang memiliki hubungan erat dengan psikologi belajar, psikologi pendidikan dan psikologi pengajaran. Pengetahuan dan pemahaman tentang proses belajar tidak hanya menerangkan mengapa siswa berhasil dalam proses balajar, tetapi juga membantu untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam prose situ dan sekali terjadi kesalahan selama periode belajar, untuk mengoreksinya.

          Kehidupan mental atau psikis mencakup gejala-gejala kognitif, efektif, konatif sampai pada taraf psikomotis, baik dalam berhadapan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Gejala-gejala mental-psikis ini dapat dibedakan dengan yang lain dan dijadikan objek studi ilmiah sendiri-sendiri, tetapi tidak pernah dapat dipisahkan secara total yang satu dari yang lainnya. Oleh karena itu, psikologi kognitif tidak hanya menggali dasar-dasar dari gejala yang khas kornitif, tetapi juga meninjau aspek kognitif dalam gejala mental yang lain, seperti apa penafsiran dan pertimbangan yang menyertai reaksi perasaan (afektif) dan keputusan kehendak (konatif). Siswa disekolah berperasaan sambil belajar dan berkehendak serta bermotivasi sambil belajar, dapat diselidiki dengan cara bagaimana berfikir dalam berbagai wujudnya ikut megnambil bagian dalam berperasaan dan berkehendak. Namun, dalam bagian ini tekanan diberikan pada analisis tentang cara berfikir itu sendiri karena perilaku internal inilah yang paling mendasar dalam belajar di sekolah.[3]

C.     Ruang Lingkup Psikologi Kognitif
Ruang lingkup psikologi kognitif meliputi prosese-proses mental, antara lain:
1.      Sensasi dan Persepsi
Sensasi (sensation) mengacu pada penditeksian dini terhadap energi dari dunia fisik. Persepsi (perception) melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterpretasian terhadap informasi sensorik.
Jadi bisa dikatakan bahwa sensasi itu merupakan pendeteksian terhadap stimuli oleh alat indera yang kita miliki kemudian diinterpretasikan dan inilah yang disebut dengan persepsi. Dengan kata lain bahwa persepsi itu merupakan pemberian makna terhadap pengalaman sensorik.
perlu diketahui bahwa seluruh alat indera menghadirkan informasi berharga mengenai lingkungan disekitar kita, namun sebuah indera yang sejauh ini menyediakan informasi yang paling penting adalah indera penglihatan.
2.      Atensi
Atensi adalah kemampuan seseorang untuk memilih dan memproses informasi tertentu dan mengabaikan informasi lain. Intisari atensi adalah pemusatan kesadaran. Dalam atensi ada pengabaian terhadap obyek-obyek lain agar kita sanggup menangani obyek-obyek tertentu secara efektif.
Contoh: Ketika anda menyaksikan tayangan pertandingan sepakbola. Anda mungkin kesulitan untuk memperhatikan aksi seluruh pemain secara bersamaan. Dalam kasus tersebut anda secara terus menerus dibombardir oleh sinyal-sinyal sensorik yang melimpah. Namun dengan adanya atensi maka anda akan memilih stimuli yang mendapat atensi penuh.
3.      Memori
Memori adalah elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif.
a)   Memori sensoris, memori yang mmpertahankan informasi dunia dalam bentuk sensoris aslinya   hanya selama beberapa saat.
b)   Menurut Calfee (dalam Lefrancois, 1991), memori jangka pendek merupakan semacam coretan pada pikiran yang terdiri dari apa yang kita sadari secara langsung
c)   Memori jangka panjang, bagian dari sistem memori yang menyimpan banyak informasi secara relatif permanen selama periode waktu yang lama, semua yang kita ketahui tetapi tidak dalam kesadaran langsung, memiliki kapasitas yang sangat besar
Fungsi memori, yaitu:
Ø  Menyimpan informasi
Ø  Menghubungkan peristiwa baru dengan peristiwa sebelumnya untuk memahami peristiwa tersebut
Ø  Memberikan pengetahuan yang relevan ketika diperlukan

4.      Bahasa
Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi, baik lisan, tertulis, atau isyarat, yang didasarkan pada sebuah sistem simbol.
Akuisi bahasa terjadi melalui tahapan-tahapan. Celotehan terjadi pada usia sekitar 3-6 bulan, kata pertama pada usia 10-3 bulan, dan ungkapan dua kata pada 18-24 bulan, seiring anak-anak bergerk melampaui ungkapan dua kata, mereka dapat menunjukkan bahwa mereka mengetahui sejumlah aturan morfologis, sebagaimana dibuktikan dalam studi Berko Gleason. Anak-anak juga membuat kemajuan daam fonologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.
5.      Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi/ jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Kita menemukan banyak masalah dalam kehidupan sehari-haru kita, sehingga kita akan membuat cara untuk menanggapi, memilih, menguji respons yang kita dapat untuk memecahkan suatu masalah.
Menurut para penganut psikologi Gestalt (gestaltist), suatu permasalahan (khususnya masalah-masalah perseptual) ada ketika ketegangan atau stres muncul sebagai hasil dari interaksi antara persepsi dan memori.
6.      Kreativitas
Kreativitas adalah suatu aktifitas kognitif yang menghasilkan suatu pandangan yang baru mengenai suatu bentuk permasalahan dan tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis (selalu dipandang menurut kegunaannya).dengan demikian, proses kreativitas bukan hanya sebatas menghasilkan sesuatu yang bermanfaat saja ( eskipun sebagian besar orang yang kreatif hampir selalu menghasilkan penemuan, tulisan, maupun teori yang bermanfaat).
Berdasarkan sejarah psikologi kognitif, Wallas (1926) menjelaskan bahwa ada 4 tahapan dalam proses kreatif, yaitu:
Ø  Persiapan, memformulasikan suatu masalah dan membuat usaha awal untuk memecahkannya
Ø  Inkubasi, masa dimana tidak ada usaha yang dilakukan secara langsung untuk memecahkan masalah dan perhatian dialihkan sejenak pada hal lain
Ø  Iluminasi, memperoleh insight (pemahaman yang mendalam) dari masalah tersebut
Ø  Verifikasi, menguji pemahaman yang telah didapat dan membuat solusi.[4]
Aliran-aliran dalam cabang psikologi yang berhubungan dengan psikologi kognitif adalah:
·         Psikoanalisa
·         Behaviorisme
·         Humanistik
v  Psikoanalisa

Sigmund Freud merupakan salah seorang tokoh aliran psikoanalisa dari teori kepribadian yang mengatakan bahwa jiwa terdiri dari tiga sistem yaitu: id, superego, dan ego. Id adalah struktur yang paling mendasar dari kepribadian dan bekerja untuk prinsip kesenangan yang pemenuhan kebutuhannya harus disegerakan. Superego berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik, buruk, dan moral. Sedangkan ego berfungsi untuk menyelaraskan Id terhadap lingkungan sekitarnya. Pada psikoanalisis manusia dianggap sebagai makhluk yang pesimistik dan penuh masalah.

v  Behaviorisme
Behaviorisme mempelajari perilaku yang terlihat dan terkait proses conditioning dan belajar. Abnormal dalam behaviorisme disebabkan adanya kesalahan dalam proses belajar. Dalam aliran ini menganggap manusia sebagai robot.

v  Humanistik
Abraham H. Maslow adalah salah satu tokoh dalam aliran psikologi humanistik yang memiliki teori hierarki kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai, kebutuhan akan harga diri, dan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri. Dari teori kebutuhan tersebut, manusia mampu mencapai aktualisasi diri ketika semua kebutuhannya sudah terpenuhi dengan baik.[5]


                                                                             

                                                                              BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam sejarah perkembangannya, psikologi di artikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Tanah kelahiran psikologi adalah jerman, oleh karenanya munculnya psikologi tidak dapat di lepaskan dari konteks social jerman yang memiliki misi untuk membantuk manusia yang berkualitas dan penyedia tenaga kerja yang protessional. Wilhelm wundt, adalah orang pertama yang memproklamirkan psikologi sebuah disiplin ilmu.
psikologi kognitif adalah disiplin ilmu psikologi yang mengkaji proses mental termasuk bagaimana orang berfikir, mengingat dan belajar.
Ruang lingkup psikologi kognitif meliputi prosese-proses mental, antara lain:
ü  Sensasi dan Persepsi
ü  Atensi
ü  Memori
ü  Bahasa
ü  Pemecahan masalah
ü  Kreatifitas

B.     Saran
       Dengan mempelajari psikologi, berarti kita berusaha untuk mengenal manusia, mengetahui aspek-aspek kepribadian manusia dan memahami agar dapat menguraikan dan menggambarkan tingkah laku manusia.



























DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan.  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011.
https://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/12/01/teori-kognitif/ diakse tanggal13 Maret 2015
http://ikrar10.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html diakses tanggal 13 Maret 2015
http://tikapermatatanjung.blogspot.com/2013/04/psikologi-kognitif-beserta-ruang-lingkup.html Diakses tanggal 13 Maret 2015.
http://ikrar10.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html diakses tanggal 13 Maret 2015.





[1] https://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/12/01/teori-kognitif/ diakse tanggal13 Maret 2015
[2] http://ikrar10.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html diakses tanggal 13 Maret 2015

[3] Sumadi Suryabrat, Psikologi Pendidikan  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011), 18.

[4] http://tikapermatatanjung.blogspot.com/2013/04/psikologi-kognitif-beserta-ruang-lingkup.html
Diakses tanggal 13 Maret 2015.

[5] http://ikrar10.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html diakses tanggal 13 Maret 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar