PENGERTIAN
PSIKOLOGI KOGNITIF
Makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Psikologi
Dakwah ”
Disusun
oleh :
EKO CAHYONO
(210312191)
Dosen Pengampu :
Drs. H. fuadi
JURUSAN
TARBIYAH
PROGAM
STUDI PEDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
MARET
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Ditinjau dari asal katanya, psikologi berasal dari
kata psyche yang berarti jiwa, dan Ligos yang berarti ilmu. Jadi secara
istilah, psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang
gejala-gejala kejiwaan. Tetapi dalam sejarah perkembangannya, kemudian arti
psikologi menjadi ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Ini di sebabkan
karena jiwa yang mengandung arti yang abstrak itu sukar untuk di pelajari
secara objektif. Kecuali itu, keadaan jiwa seseorang melatarbelakangi timbulnya
hampir setiap tingkah laku.Beragamnya pendapat para ahli psikologi tentang
pengertian dari psikologi, sehingga bisa di simpulkan bahwa psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan perbuatan individu dimana
individu tersebut tidak dapat di lepaskan dari lingkungannya.
Pada zaman
sebelum masehi, psikologi sudah dipelajari orang dan banyak di hubungkan dengan
filsafat. Para ahli filsafat pada waktu itu sudah membicarakan tentang
aspek-aspek kejiwaan manusia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagimana sejarah perkembangan psikologi?
2.
Apa pengertian psikologi kognitif?
3.
Apa saja ruang lingkup psikologi kognitif?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perkembangan Psikologi
Dalam sejarah
perkembangannya, psikologi di artikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia. Sejarah psikologi bahwa ilmu pengetahuan yang kita kenal,
kebanyakan berpusat dari perkembangan awal sejarah eropa dari masa yunani,
romawi hingga akhir abad ke 19, yang kemudian menyebar ke belahan dunia.
Pendekatan dan
orientasi ilmu dalam dunia psikologi bermula dari filsafat pada masa yunani,yaitu
masa transasi dari pola pikir animisme ke natural science, yaitu pengetahuan
bersumber dari alam.Pada masa ini perilaku manusia berusaha di terangkan
melalui prinsip-prinsip alam atau prinsip-prinsip yang di analogikan dengan
gejala alam.
Tanah kelahiran
psikologi adalah jerman, oleh karenanya munculnya psikologi tidak dapat di
lepaskan dari konteks social jerman yang memiliki misi untuk membantuk manusia
yang berkualitas dan penyedia tenaga kerja yang protessional. Wilhelm wundt,
adalah orang pertama yang memproklamirkan psikologi sebuah disiplin ilmu. Wundt
adalah seorang dokter yang tertarik di bidang fisiologis, dimana fisiologis
merupakan jalan bagi psikologiuntuk bisa masuk ke dalam ranah empiris ilmiah
dan berdiri sebagai ilmu yang mandiri.
Mempelajari psikologi berarti ada usaha
untuk mengenal manusia. Mengenal berarti memahami, kita dapat menguraikan dan
menggambarkan tingkah laku serta kepribadian manusia yang bersifat
aspek-aspeknya. Dengan mempelajari psikologi kita berusaha untuk mengetahui
aspek-aspek kepribadian itu misalnya keterbukaan yaitu , sikap terbuka terhadap
dunia luar, sikap mau memahami perasaan-perasaan orang lain, sikap menghargai
pendapat dari orang lain, dan sikap ini bersifat menetap dan menjadi ciri bagi
orang yang bersangkutan, yang merupakan sifat yang unik , yang individual dan
dari orang tersebut. Berbeda dengan hewan, tiap-tiap manusia sebagai individual
terdapat aspek-aspek kepribadian yang khas, yang unik, dan yang beda dari yang
lain, sehingga dapat membedakan manusia itu dari individu-individu lainnya.
Jadi, sekalipun ada faktor tertentu yang sama, yang terdapat pada setiap
manusia , manusia itu beda dari satu dengan yang lainnya.[1]
B.
Pengertian psikologi kognitif
kognitif adalah
sinonim dari kata kognisi. kognitif adalah pendekatan tertentu terhadap
psikologi, seperti yang di ungapkan Craik (1991) “Orientasi teoritik yang
mengemukakan berbagai teori yang didasarkan pada struktur mental dan proses.
Jadi psikologi kognitif adalah disiplin ilmu psikologi yyang mengkaji proses
mental termasuk bagaimana orang berfikir, mengingat dan belajar. Fokus utama
psikologi kognitif adalah bagaimana manusia memperoleh dan menyimpan objek.
Tidak seperti perspektif behaviorisme yang menekankan perilaku yang dapat
diamati (perilaku), psikologi kognitif berkenaan dengan mental. Tidak seperti
perspektif psikoanalisis yang banyak bergantung kepada persepsi subjektif,
psikologi kognitif menggunakan kaedah saintifik untuk mengkaji proses mental.[2]
Psikologi Kognitif merupakan
salah satu cabang dari psikologi umum yang mencakup studi ilmiah tentang gejala-gejala
kehidupan mental atau psikis yang berkaitan dengan cara manusia berfikir,
seperti dalam memperoleh pengetahuan, mengolah kesan yang masuk melalui
penginderaan, menghadapi masalah atau problem untuk mencari suatu penyelesaian,
serta menggali dari ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan
dalam menghadapi tunututan hidup sehari-hari.
Cabang ilmu psikologi ini khusus mempelajari gejala-gejala mental yang bersifat kognitif dan terkait dengan proses belajar mengajar di sekolah, yang memiliki hubungan erat dengan psikologi belajar, psikologi pendidikan dan psikologi pengajaran. Pengetahuan dan pemahaman tentang proses belajar tidak hanya menerangkan mengapa siswa berhasil dalam proses balajar, tetapi juga membantu untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam prose situ dan sekali terjadi kesalahan selama periode belajar, untuk mengoreksinya.
Kehidupan mental atau psikis mencakup gejala-gejala kognitif, efektif, konatif sampai pada taraf psikomotis, baik dalam berhadapan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Gejala-gejala mental-psikis ini dapat dibedakan dengan yang lain dan dijadikan objek studi ilmiah sendiri-sendiri, tetapi tidak pernah dapat dipisahkan secara total yang satu dari yang lainnya. Oleh karena itu, psikologi kognitif tidak hanya menggali dasar-dasar dari gejala yang khas kornitif, tetapi juga meninjau aspek kognitif dalam gejala mental yang lain, seperti apa penafsiran dan pertimbangan yang menyertai reaksi perasaan (afektif) dan keputusan kehendak (konatif). Siswa disekolah berperasaan sambil belajar dan berkehendak serta bermotivasi sambil belajar, dapat diselidiki dengan cara bagaimana berfikir dalam berbagai wujudnya ikut megnambil bagian dalam berperasaan dan berkehendak. Namun, dalam bagian ini tekanan diberikan pada analisis tentang cara berfikir itu sendiri karena perilaku internal inilah yang paling mendasar dalam belajar di sekolah.[3]
C.
Ruang Lingkup Psikologi
Kognitif
Ruang
lingkup psikologi kognitif meliputi prosese-proses mental, antara lain:
1.
Sensasi dan Persepsi
Sensasi
(sensation) mengacu pada penditeksian dini terhadap energi dari dunia fisik.
Persepsi (perception) melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam
penginterpretasian terhadap informasi sensorik.
Jadi bisa
dikatakan bahwa sensasi itu merupakan pendeteksian terhadap stimuli oleh alat
indera yang kita miliki kemudian diinterpretasikan dan inilah yang disebut
dengan persepsi. Dengan kata lain bahwa persepsi itu merupakan pemberian makna
terhadap pengalaman sensorik.
perlu diketahui
bahwa seluruh alat indera menghadirkan informasi berharga mengenai lingkungan
disekitar kita, namun sebuah indera yang sejauh ini menyediakan informasi yang
paling penting adalah indera penglihatan.
2.
Atensi
Atensi
adalah kemampuan seseorang untuk memilih dan memproses informasi tertentu dan
mengabaikan informasi lain. Intisari atensi adalah pemusatan kesadaran. Dalam
atensi ada pengabaian terhadap obyek-obyek lain agar kita sanggup menangani
obyek-obyek tertentu secara efektif.
Contoh:
Ketika anda menyaksikan tayangan pertandingan sepakbola. Anda mungkin kesulitan
untuk memperhatikan aksi seluruh pemain secara bersamaan. Dalam kasus tersebut
anda secara terus menerus dibombardir oleh sinyal-sinyal sensorik yang
melimpah. Namun dengan adanya atensi maka anda akan memilih stimuli yang
mendapat atensi penuh.
3.
Memori
Memori adalah elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif.
a)
Memori sensoris, memori yang mmpertahankan informasi dunia dalam
bentuk sensoris aslinya hanya selama
beberapa saat.
b)
Menurut Calfee (dalam Lefrancois, 1991), memori jangka pendek
merupakan semacam coretan pada pikiran yang terdiri dari apa yang kita sadari
secara langsung
c)
Memori jangka panjang, bagian dari sistem memori yang menyimpan
banyak informasi secara relatif permanen selama periode waktu yang lama, semua
yang kita ketahui tetapi tidak dalam kesadaran langsung, memiliki kapasitas
yang sangat besar
Fungsi memori, yaitu:
Ø Menyimpan
informasi
Ø Menghubungkan
peristiwa baru dengan peristiwa sebelumnya untuk memahami peristiwa tersebut
Ø Memberikan
pengetahuan yang relevan ketika diperlukan
4.
Bahasa
Bahasa adalah
suatu bentuk komunikasi, baik lisan, tertulis, atau isyarat, yang didasarkan
pada sebuah sistem simbol.
Akuisi bahasa
terjadi melalui tahapan-tahapan. Celotehan terjadi pada usia sekitar 3-6 bulan,
kata pertama pada usia 10-3 bulan, dan ungkapan dua kata pada 18-24 bulan,
seiring anak-anak bergerk melampaui ungkapan dua kata, mereka dapat menunjukkan
bahwa mereka mengetahui sejumlah aturan morfologis, sebagaimana dibuktikan
dalam studi Berko Gleason. Anak-anak juga membuat kemajuan daam fonologi,
sintaksis, semantik, dan pragmatik.
5.
Pemecahan Masalah
Pemecahan
masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan
suatu solusi/ jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Kita menemukan
banyak masalah dalam kehidupan sehari-haru kita, sehingga kita akan membuat
cara untuk menanggapi, memilih, menguji respons yang kita dapat untuk
memecahkan suatu masalah.
Menurut para
penganut psikologi Gestalt (gestaltist), suatu permasalahan (khususnya
masalah-masalah perseptual) ada ketika ketegangan atau stres muncul sebagai
hasil dari interaksi antara persepsi dan memori.
6.
Kreativitas
Kreativitas
adalah suatu aktifitas kognitif yang menghasilkan suatu pandangan yang baru mengenai
suatu bentuk permasalahan dan tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis (selalu
dipandang menurut kegunaannya).dengan demikian, proses kreativitas bukan hanya
sebatas menghasilkan sesuatu yang bermanfaat saja ( eskipun sebagian besar
orang yang kreatif hampir selalu menghasilkan penemuan, tulisan, maupun teori
yang bermanfaat).
Berdasarkan
sejarah psikologi kognitif, Wallas (1926) menjelaskan bahwa ada 4 tahapan dalam
proses kreatif, yaitu:
Ø Persiapan,
memformulasikan suatu masalah dan membuat usaha awal untuk memecahkannya
Ø Inkubasi, masa
dimana tidak ada usaha yang dilakukan secara langsung untuk memecahkan masalah
dan perhatian dialihkan sejenak pada hal lain
Ø Iluminasi,
memperoleh insight (pemahaman yang mendalam) dari masalah tersebut
Ø Verifikasi, menguji
pemahaman yang telah didapat dan membuat solusi.[4]
Aliran-aliran dalam cabang psikologi yang
berhubungan dengan psikologi kognitif adalah:
·
Psikoanalisa
·
Behaviorisme
·
Humanistik
v Psikoanalisa
Sigmund Freud merupakan salah seorang tokoh
aliran psikoanalisa dari teori kepribadian yang mengatakan bahwa jiwa terdiri
dari tiga sistem yaitu: id, superego, dan ego. Id adalah struktur
yang paling mendasar dari kepribadian dan bekerja untuk prinsip kesenangan yang
pemenuhan kebutuhannya harus disegerakan. Superego berkembang dari ego saat
manusia mengerti nilai baik, buruk, dan moral. Sedangkan ego berfungsi untuk
menyelaraskan Id terhadap lingkungan sekitarnya. Pada psikoanalisis manusia
dianggap sebagai makhluk yang pesimistik dan penuh masalah.
v Behaviorisme
Behaviorisme mempelajari perilaku yang terlihat
dan terkait proses conditioning dan belajar. Abnormal dalam behaviorisme
disebabkan adanya kesalahan dalam proses belajar. Dalam aliran ini menganggap
manusia sebagai robot.
v Humanistik
Abraham H.
Maslow adalah salah satu tokoh dalam aliran psikologi humanistik yang memiliki teori
hierarki kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan dasar,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai, kebutuhan akan
harga diri, dan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri. Dari teori
kebutuhan tersebut, manusia mampu mencapai aktualisasi diri ketika semua
kebutuhannya sudah terpenuhi dengan baik.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam sejarah
perkembangannya, psikologi di artikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia. Tanah kelahiran psikologi adalah jerman, oleh karenanya munculnya
psikologi tidak dapat di lepaskan dari konteks social jerman yang memiliki misi
untuk membantuk manusia yang berkualitas dan penyedia tenaga kerja yang
protessional. Wilhelm wundt, adalah orang pertama yang memproklamirkan psikologi
sebuah disiplin ilmu.
psikologi
kognitif adalah disiplin ilmu psikologi yang mengkaji proses mental termasuk
bagaimana orang berfikir, mengingat dan belajar.
Ruang lingkup psikologi kognitif meliputi prosese-proses mental,
antara lain:
ü Sensasi dan
Persepsi
ü Atensi
ü
Memori
ü
Bahasa
ü
Pemecahan masalah
ü
Kreatifitas
B. Saran
Dengan mempelajari psikologi, berarti
kita berusaha untuk mengenal manusia, mengetahui aspek-aspek kepribadian
manusia dan memahami agar dapat menguraikan dan menggambarkan tingkah laku
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, Sumadi. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011.
https://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/12/01/teori-kognitif/
diakse tanggal13 Maret 2015
http://ikrar10.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
diakses tanggal 13 Maret 2015
http://tikapermatatanjung.blogspot.com/2013/04/psikologi-kognitif-beserta-ruang-lingkup.html
Diakses tanggal 13 Maret 2015.
http://ikrar10.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
diakses tanggal 13 Maret 2015.
[2] http://ikrar10.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
diakses tanggal
13 Maret 2015
[3] Sumadi Suryabrat, Psikologi
Pendidikan (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada,2011), 18.
Diakses tanggal 13 Maret 2015.
[5] http://ikrar10.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
diakses tanggal 13 Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar