http://exhodjahyo22.blogspot.co.id/ OJO LALI PINARAK MALIH BLOG MAS KODOK MALIH

Minggu, 09 Oktober 2016

makalah study hadist amar ma'ruf nahi munkar



PEMBAHASAN

1.    Hadits
عَنْ اَبِيْ سَعِيْدِ الْخَدرِي رضي الله عنه : قال: سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: يقول :مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغْيِرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعُ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ،< وَذلِكَ أَضْعَفُ الْإِيْمَانِ> رواه :مسلم
2.    Terjemahan Hadits
       Dari Abu Sa’îd al-Khudri Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya); jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya (menasihatinya); dan jika ia tidak mampu juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman.(HR. Muslim)[1]

3.    Penjelasan Maksud, Kandungan Hadits dan Korelasi dengan Al-Qur’an dan Hadits

       Hadits di atas menunjukkan kewajiban mengingkari kemungkaran sesuai dengan kemampuan.
Pengingkaran terhadap kemungkaran hukumnya wajib, karena orang yang hatinya tidak mengingkari kemungkaran, menunjukkan iman telah hilang dari hatinya.

1.      Definisi Amar Ma’rûfNahiMunkar
a.  Definisi al-Ma’ruf
1
 
Yang dimaksud amar ma’ruf adalah ketika engkau memerintahkan orang lain untuk bertauhid kepada Allah SWT, nenaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya, berbuat baik kepada seama manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan kemaslahatan.[2]

b. Definisi al-Munkar
Secara bahasa, mungkar di artikan sebagai segala sesuatu yang dipandang buruk, baik dari norma syari’at maupun akal yang sehat. Makna ini kemudian menjadi lebih luas dalam pandangan syari’at, sebagai segala sesuatu yang melanggar norma-norma agam dan budaya atau adat istiadat suatu masyarakat. Sebagai contoh apabila ada binatang yang merusak tanaman, ini dapat dikatakan sebagai perbuatan yang munkar tetrtapi bukan kemaksiatan apabila di tinjau dari subyeknya. Demikian halnya anak kecil yang bermain judi, tidak dapat dikatakan sebagai perbuatan munkar, mengingat pelakunya yang belum mempunyai beban taklif.[3]

4.    Keutamaan Amar Ma’rûf Nahi Munkar
Imam Ibnu Qudâmah al-Maqdisi rahimahullah (wafat th. 689 H) mengatakan, “Ketahuilah, bahwa amar ma’rûf nahi munkar adalah poros yang paling agung dalam agama. Ia merupakan tugas penting yang karenanya Allâh mengutus para Nabi. Andaikan tugas ini ditiadakan, maka akan muncul kerusakan di mana-mana dan dunia akan hancur.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata, “Amar ma’rûf nahi munkar merupakan penyebab Allâh Subhanahu wa Ta’ala menurunkan kitab-kitab-Nya dan mengutus para Rasûl-Nya, serta bagian inti agama.”[4]
Di antara keutamaan amar ma’rûf nahi munkar yaitu:
a.    Termasuk kewajiban paling penting dalam Islam.
b.    Sebagai sebab keutuhan, keselamatan dan kebaikan bagi masyarakat.
c.    Menghidupkan hati.
Sebagai faktor yang bisa mengundang pertolongan, kemuliaan dan kekuasaan di bumi.
d.   Amar ma’rûf nahi munkar termasuk shadaqah.
e.    Menolak marabahaya.
f.     Orang yang mencegah dari perbuatan mungkar akan diselamatkan oleh   Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
g.     Amar ma’rûf nahi mungkar termasuk sifat-sifat orang mukmin yang shalih.
h.    Amar ma’rûf nahi munkar adalah jihad yang paling utama.
i.      Amar ma’rûf nahi munkar termasuk sebab dosa diampuni.
j.      Amar ma’rûf nahi munkar adalah perkataan yang paling baik dan seutama-utama amal.
Akibat dan Pengaruh Jelek Meninggalkan Amar Ma’rûf Nahi Munkar
a.    Mendapat laknat Allâh Subhanahu wa Ta’ala , celaan dan kehinaan
b.    Kerusakan akan semakin parah.
c.    Mendapat hukuman dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
d.   Dikuasai oleh musuh-musuh Islam.
e.    Do'a tidak dikabulkan.
f.     Akan dibinasakan oleh Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
g.    Akan dimintai pertanggung jawabannya pada hari kiamat.
h.    Jatuh dalam kebinasaan, membuat hati sakit atau bahkan mematikannya.
5.    Korelasi dengan Al-qur’an dan Hadits Lain
       Dari penjelasan-penjelasan di atas kita dapat kita korelasikan hadis ini dengan ayat Al-qur’an diantaranya ialah sebagai berikut:
1.      Al-qur’an Surat Ali Imron ayat 104:
`ä3tFø9uröNä3YÏiB×p¨Bé&tbqããôtƒn<Î)ÎŽösƒø:$#tbrããBù'tƒurÅ$rã÷èpRùQ$$Î/tböqyg÷ZtƒurÇ`tã̍s3YßJø9$#4y7Í´¯»s9'ré&urãNèdšcqßsÎ=øÿßJø9$#ÇÊÉÍÈ
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

Ayat di atas memerintahkan kepada kita untuk selalu berusaha menyeru kepada kebaikan, salah satu diantara sekian banyak contoh yang anjurkan oleh Rasul SAW ialah mengucapkan kata-kata yang baik, karena dengan kata-katanya itu Allah SWT akan meninggikan derajat surganya. Sebagaimana sabda Rasululah SAW yang ditiwayatkan oleh Malik dan Bukhori,” dari Abu Hurairah R.A, yang diterima dari Nabi SAW. Bahwasannya beliau bersabda, “ sesungguhnya ada hamba Allah SWT yang berbicara dengan kalimat yang diridhoi Allah SWT, yang diutarakannya dengan serius yang menyebabkan Allah SWT meninggikan derajat surganya. Dan sesungguhnya ada pula hamba yang berbicara dengan kalimat yang dimurkai Allah SWT, yang diutarakannya dengan serius yang menyebabkan ia jatuh ke Neraka Jahanam.[5]
Rasululloh juga mengingatkan di samping melakukan amar ma’ruf nahi munkar kita jangan sampai mencintai kesenangan dunia karena dalam sebuah hadist yang di riwayaoleh turmudzi, Rasul menerangkan tentang akibat mencintai kesenangan dunia dan meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Rasul saw bersabda , “apabila umatku telah sangat tertarik kepada kesenangan dunia, dicabut dari padanya kegentaran, (kegagalan) islam apabial mereka meninggalkan amar ma’ruf, nahi munkar, mereka tiada memperoleh keberkatan wahyu.[6]
Dan di dalam surat yang lain Allah SWT berjanji akan memberikan rahmat kepada orang yang mau melakukan amar ma’ruf nahi munkar.



2.      Surat At-Taubahayat 71:
tbqãZÏB÷sßJø9$#uràM»oYÏB÷sßJø9$#uröNßgàÒ÷èt/âä!$uŠÏ9÷rr&<Ù÷èt/4šcrâßDù'tƒÅ$rã÷èyJø9$$Î/tböqyg÷ZtƒurÇ`tã̍s3ZßJø9$#šcqßJŠÉ)ãƒurno4qn=¢Á9$#šcqè?÷sãƒurno4qx.¨9$#šcqãèŠÏÜãƒur©!$#ÿ¼ã&s!qßuur4y7Í´¯»s9'ré&ãNßgçHxq÷Žzyª!$#3¨bÎ)©!$#îƒÍtãÒOŠÅ3ymÇÐÊÈ
Artinya: dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

3.      Al-qur’an Surat Ali Imron ayat 110:
öNçGZä.uŽöyz>p¨Bé&ôMy_̍÷zé&Ĩ$¨Y=Ï9tbrâßDù's?Å$rã÷èyJø9$$Î/šcöqyg÷Ys?urÇ`tã̍x6ZßJø9$#tbqãZÏB÷sè?ur«!$$Î/3öqs9uršÆtB#uäã@÷dr&É=»tGÅ6ø9$#tb%s3s9#ZŽöyzNßg©94ãNßg÷ZÏiBšcqãYÏB÷sßJø9$#ãNèdçŽsYò2r&urtbqà)Å¡»xÿø9$#ÇÊÊÉÈ
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Dalam ayat di atas (Surat Ali Imron ayat 110) Allah  SWT menyebut kita sebagai umat yang terbaik, oleh sebab itu sebagai seorang hamba yang taat kita harus memenuhi sanjungan Alah SWT dengan selalu berusaha menjadi hamba yang lebih baik.


6.    Pendapat Ulama'

Ketika membawakan kedua ayat diatas (Surat At-Taubahayat 71,dan Al-qur’an Surat Ali Imron ayat 110) Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah berkata,” dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan, umat islam adalah umat terbaik bagi segenap umat manusia. Umat yang paling member manfaat dan baik kepada manusia. Karena mereka telah menyempurnakan seluruh urusan kebaikan dan kemanfaatan dengan amar ma’ruf nahi munkar. Mereka tegakkan hal itu dengan jihad di jalan Allah SWT dengan jiwa dan harta mereka. Inilah anugrah yang sempurna bagi manusia, umat lain tidak memerintahkan setiap orang kepada semua perkara yang ma’ruf (kebaikan) dan melarang semua kemungkaran. Merekapun tidak berjihad untuk itu. Bahkan sebagian mereka sama sekali tidak berjihad. Adapun yang berejihad-seperti Bani Israil-kebanyakan jihad mereka untuk mengusir musuh dari Negerinya. Sebagaimana orang yang jahat dan dzalim berperang bukan karena menyeru kepada petunjuk dan kebaikan, tidak pula untuk amar ma’ruf nahi munkar.











DAFTAR PUSTAKA


Fachrudin, Irfan. Pilihan Sabda Rasul (Hadist-Hadist Pilihan) (Jakarta: PT.Bima Aksara), 1993.
Hasan Abbas Zakiy, Syeikh. terj. Adwaa’un Min As-sunnah  (Bandung: CV. Pustaka Setia ), 2003.
Iwudh Abduh, Ahmad.  Mutiara Hadis Qudsi (Bandung: Mizan  Pustaka), 2006.
Mahalli, Ahmad Mudjab. Hadis-Hadis Muttafaqun ‘laih (Jakarta: Prenada Media), 2003.
Muhammad bin Sa’id bin Ruslan, Tahqiq Abu Abdillah . Al-Amru bil Ma’ruf Wan Nahyu ‘Anil Munkar .
 Nurdin, Ali. Quranic  Society Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam             Al-Qur’an (Jakarta: CV. Erlangga), 2006.



[1] KH. Ahmad Mudjab Mahalli, Hadis-Hadis Muttafaqun ‘laih, (Jakarta: Prenada Media, 2003) hlm. 53.
[2] Ahmad Iwudh Abduh, Mutiara Hadis Qudsi, (Bandung: Mizan  Pustaka, 2006) hlm.224.
[3]  Ali Nurdin, Quranic  Society Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al-qur’an (Jakarta: Erlangga, 2006) hlm. 165.
[4] Tahqiq Abu Abdillah Muhammad bin Sa’id bin Ruslan, Al-Amru bil Ma’ruf Wan Nahyu ‘Anil Munkar .
[5] Syeikh Hasan Abbas Zakiy , terj. Adwaa’un Min As-sunnah (Bandung: Pustaka Setia, 2003) hlm. 311-312
[6] Fachrudin, irfan fachrudin, pilihan sabda Rasul (hadist-hadist pilihan), (jakarta: Bima Aksara, 1993)hlm.40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar